Bellanore Farcapper (Cerita Pendek)

Bellanore Farcapper (Cerita Pendek)

Pada webinar intensif  Teknik Menciptakan Karakter yang Kuat dalam Cerita Fiksi yang diadakan oleh Kelas Bersama dan Feby Indirani, peserta diberikan challenge untuk menulis karakter yang kuat menggunakan template yang sudah diberikan dari mentor. Dari challenge ini, terpilih 4 karya terbaik.

Berikut karya salah satu pemenang, Gladia, dengan judul cerita "Bellanore Farcapper"

Bellanore Farcapper adalah anak bungsu serta putri satu-satunya dari Kaisar Steven yang Agung dan permaisurinya, Maharani Elissa Altaire. Berkat statusnya ini, Bella menikmati hidup mewah penuh keistimewaan. Dia adalah anak kesayangan sang kaisar, yang meyakini kelahirannya adalah berkah dan restu Sang Naga—tuhan mereka—baginya, kerajaannya (Farcapper), serta kekaisarannya (Tanah Luas). Bella dibesarkan sebagai simbol kejayaan ayahnya; dia cantik, mempesona, dan cerdas. Di antara semua pengagumnya, ayahnyalah yang paling sering mengagung-agungkan kecantikannya. Hal ini menjadikan Bella pribadi yang angkuh dan kerap menilai orang lain dari penampilannya. Kaisar Steven juga selalu mengatakan pada putrinya bahwa tidak seorang pun berhak menolaknya. Oleh karena itu, Bella kerap menganggap penolakan sebagai tantangan, atau bahkan hinaan. Kekuatan utamanya adalah kefasihannya berbicara;. Bella bukan hanya menguasai banyak bahasa, dia juga tahu cara menggunakanlihai dalam memanfaatkan kata-kata sebagai senjatanya. Dia menggunakan kemampuannya ini untuk memanipulasi orang lain agar menuruti kehendaknya.

Dunianya berubah ketika dia tahu justru ayahnyalah yang menjualnya pada Verza, tiran dari kerajaan tetangga (Elzevar), untuk melunasi hutang-hutang kerajaan mereka. Semua kemewahan yang selama ini Bella nikmati sebagai putri tunggal kaisar membuat kerajaannya di ambang kebangkrutan. Gaya hidup sang putri mengompori api pemberontakan. Terlebih lagi, teror yang dikirimkan Verza mengirimkan teror kepadauntuk kerajaan Bella yang membuat warga mereka menderita untuk dan mendesak Farcapper untuk menyerahkan sang putri. Bella menolak, tidak mau mengorbankan dirinya sendiri, baik untuk melunasi hutang maupun menghindarkan Farcapper dari perang yang tidak sanggup mereka hadapi. Namun, ayahnya telah tewas dan kaisar yang baru, kakak sulung Bella, Hazard, telah yang menentukan nasib Bella. Meski menyayanginya, Haze bukanlah ayah mereka yang mudah takluk lewat dengan bujuk rayu Bella. Haze sadar kemewahan yang mendiang ayah mereka sediakan untuk Bella-lah yang menjerumuskan mereka ke lubang ini sedari awal, dan sudah seharusnya Bella yang membayar harga untuk memperbaiki keadaan. Kakak tengahnya, Arnathan, dan tentara-budak milik Haze, Juano, berusaha menyelamatkan Bella sebelum dia dibawa pergi ke Elzevar. Namun, usaha mereka gagal menyelamatkan Bella dari nasib tersebut.

Setibanya di Elzevar, Bella memanfaatkan kemampuannya untuk memanipulasi dan mengadu domba para pengikut Verza. Taktiknya berhasil dan meledak menjadi konflik bersenjata pun meledak., tetapi Namun, ketika Bella berusaha memanfaatkan momen tersebut untuk kabur, Verza menangkapnya dan membongkar kedoknya. Akibat rencananya yang telah terbongkarnya rencana Bella, Verza mempercepat pernikahannya dengan Bella mereka agar dia bisa segera  mendapatkan pewaris dari Bella yang akan memperkuat klaimnya atas kekaisaran kelak. Di malam pernikahannya pertamanya, Bella diperkosa oleh Verza yang ternyata memiliki kemampuan pengendalian/pembacaan pikiran hasil persekutuannya dengan Sang Iblis—antitesis Sang Naga. Kemampuan tersebutlah yang diberikan Sang Iblis untuk membantu Verza merebut tampuk kekaisaran dari keluarga Bella. Namun, sebagai balasannya, Sang Iblis mengutuknya. Dia tidak bisa mendapatkan pewaris, kecuali dari satu wanita. Inilah yang membuat Bella menjadi salah satu dari daftar panjang selir-selir Verza.

Pengalaman ini membuat Bella sangat trauma dan depresi; mengurung diri berhari-hari di kamarnya. Saat itu Bella putus asa, menyalahkan kakak-kakaknya, ayahnya, bahkan Sang Naga karena tidak ada satu pun dari mereka yang menyelamatkannya dari kengerian ini. Melihat penderitaannya, pelayan kamarnya menaruh iba dan memperkenalkan Bella pada kelompok Tangan Kanan Dewi yang berjejaring dengan para selir pemberontak di istana Verza. Untuk bergabung ke TKD, Bella diharuskan berlutut pada ‘Sang Dewi’—yang berarti menanggalkan identitasnya sebagai Umat Merah (penyembah Sang Naga). Sejak Bella merasa toh tuhan yang dia kenal telah mengabaikan dianya, jadi Sang Dewi hanya akan menjadi pengganti Sang Naga sebagai mengisi pengisi makna kosong kata tuhan dalam hidupnya. Dia bahkan tidak percaya ‘Sang Dewi’ benar-benar ada sebagai entitas maha kuasa, dan bukannya figur fiktif lambang perjuangan sia-sia perempuan-perempuan penyembahnya belaka. Namun, ketika dia berlutut di altarnya, Bella tahu dugaannya salah. Sesuatu menjawab doanya di altar tersebut. Bukan sosok dewi perang yang selama ini Umat Dewi yakini, melainkan sosok Iblis yang sama yang bersekutu dengan Verza, antitesis murni dari Sang Naga yang dulu dia sembah. Bella dapat membuka kedok si Iblis yang berpura-pura menjadi Dewi Perang karena dia merupakan keturunan sang kaisar, titisan Sang Naga dan cakarnya di muka bumi. Di sini, Sang Iblis menawarkan kesepakatan pada Bella; biarkan Sang Iblis menghuni tubuhnya dan Bella akan mendapatkan kekuatan untuk dirinya sendiri—untuk menyelamatkan diri atau balas dendam, terserah padanya.

Tawaran ini membuatnya gamang. Meninggalkan agama lamanya adalah hal yang sama sekali berbeda dengan secara langsung menantang tuhan yang dulu dia kenal, yang memberkahi keluarganya dengan kekuatan selama ratusan tahun. Bagaimanapun juga, dia dibesarkan sebagai simbol kasih sayang dan kemurahan hati Sang Naga pada ayah dan kerajaannya. Di tengah kegamangan ini, TKD justru terus mendesaknya untuk mengorbankan diri sebagai pancingan bagi Verza. Siksaan di malam pernikahannya pertamanya berkali-kali terulang, dan hal inilah yang akhirnya membuatnya mantap memutuskan untuk menjadi inang bagi Sang Iblis. Sebagai upaya balas jasa, TKD berusaha membalas jasa Bella ini dengan mempertemukannya Bella dengan orang yang tidak disangka-sangka; Juan, budak-tentara milik Haze yang bersusah payah menyusup ke Elzevar untuk menyelamatkannya. Usaha Hal ini membuatnya terharu, terutama ketika tahu bahwa Juan sebenarnya telah diasingkan akibat kegagalannya dalam menyelamatkan Bella sebelum dia dibawa ke Elzevar.

Di sisi lain, Verza mengumumkan rencananya untuk menaklukan Farcapper secara penuh dan membunuh kedua kakaknya. Bella memohon pada Verza untuk mengampuni nyawa Haze dan Nate—bahkan kalaupun dia hanya menjadikan keduanya sebagai sandera agar Bella mudah dikendalikan. Sebagai imbalannya, Bella berjanji akan membongkar jaringan TKD di istana selir Verza, yang otomatis menumbangkan salah satu oposisi besar bagi Verza. Mengkhianati TKD tidak membuat Bella gentar. Toh alih-alih menolongnya, kelompok tersebut justru lebih banyak memanfaatkannya untuk agenda mereka sendiri. Sang tiran pun akhirnya msenyetujui pada pertukaran ini, berjanji akan membiarkan kedua kakak Bella hidup dan membawa mereka pada Bella. Sementara itu, Bella mengatur jebakan agar puncak pemberontakan yang TKD rencanakan justru gagal dan membuat mereka kehilangan kekuatannya.

Puncak rencananya akhirnya tiba. Di tengah kekacauan yang dia ciptakan, Bella menyelinap ke sebuah altar rahasia ditemani Juan. Altar rahasia bukanlah hal yang aneh di Elzevar, mengingat Verza memang melarang praktik agama apa pun di kerajaannya meskipun dia lahir dan tumbuh sebagai Umat Merah. Verza ingin menciptakan dunia baru yang berpusat padanya, menghapuskan keyakinan bahwa hanya orang yang diberkati Sang Naga-lah (seperti ayah Bella dulu) yang bisa memimpin kekaisaran. Bella meminta Juan untuk membawakannya seorang anak kecil, untuk menemaninya berdoa. Bella bilang berkata bahwa dia merasa dirinya sudah tidak lagi ‘suci’ yang membuatdan menyebabkan Sang Naga tidak mau mendengar doanya. Barangkali, keberadaan jiwa anak kecil yang bersih bisa membuat Sang Naga menaruh iba dan mengabulkan permohonannya. Melihat Bella yang rapuh dan patah arang begituseperti itu, Juan pun luluh. Ketika anak kecil tersebut tiba, Bella berterima kasih pada Juan dan untuk beberapa lama, dia dan anak kecil itu memang berdoa bersama. Namun, pada tengah malam, Bella membunuh si anak dan menjadikannya persembahan bagi Sang Iblis, menandakan persetujuannya untuk menjadi inang bagi Sang Iblis. Juan terguncang melihatnya, tetapi sebelum dia dapat mengkonfrontasi Bella, kericuhan pecah di luaradaan semakin ricuh. Jebakan Bella telah mencapai puncaknya dan Verza melakukan pembantaian besar terhadap selir-selirnya yang tergabung dalam TKD. Sambil menangis, Bella meminta Juan untuk pergi dan menyelamatkan apa yang tersisa dari ‘rencana’ mereka.

Setelah kepergian Juan, Bella menanti kekuatannya muncul. Dia menghujat, mengemis, memuja, menyumpah—tetapi kekuatannya tidak muncul juga. Perasaan bersalah membuatnya kehilangan kewarasan dan pegangan pada dunia nyata sehingga dia merangkak keluar dari altar tersebut sambil menangis dan meraung-raung. Pada akhirnya, pasukan Verza menemukannya dan membawanya kembali, kali ini melemparkannya ke sel. Di sel itu bukan Verza yang menyiksanya, melainkan Sang Naga dan Sang Iblis yang berebut untuk menyusupi benaknya dan membuatnya kewalahan. Di sisi lainSelain itu, dari selnya pula dia mendengar jeritan Juan yang sedang disiksa, meskipun dia tidak tahu di mana pria itu ditempatkan.

Verza akhirnya mengeluarkannya dari sel untuk mempermainkannya hingga mati. Bella mendapati dirinya diikat tiang eksekusi di sebuah arena tarung yang menghadap perkemahan perang kakak-kakaknya serta apa yang tersisa dari kekuatan pemberontak. Di arena, Juan dipaksa bertarung hingga mati dengan tangan kosong melawan hewan-hewan buas, prajurit, bahkan selir Verza yang berada di bawah kendali pikirannya. Tiap luka yang Juan terima, Bella akan menerima luka serupa lewat cambukan yang diarahkan kepadanya. Baru Kketika kesadarannya mulai menghilang akibat siksaan tersebut, barulah Sang Iblis memenuhi janjinya. Napas Bella mengeluarkan api yang membakar habis tubuhnya, dan dia bangkit lagi dari abu, sebagai naga.

Dengan kekuatan barunya, Bella meninggalkan kehancuran di Elzevar. Namun, sebelum dia berhasil membunuh Verza, Bella kehilangan kendali akan kekuatannya dan terkapar tidak berdaya, kembali ke wujud manusianya. Hal selanjutnya yang dia tahu, dia terbangun dalam pelukan Haze di tengah pelarian mereka untuk kembali ke Farcapper dan menyerang balik Elzevar dengan kekuatan penuh. Bella tidak bisa meloloskan diri dari pertanyaan kedua kakaknya. Sang Naga memang memberikan berkah berupa kekuatan pada orang-orang yang dikehendakinya; raja-raja dari kerajaan-kerajaan dalam kekaisaran tersebut, yang merupakan keturunan/reinkarnasi dari kesatria-kesatria pertamanya di Tanah Luas. Haze, sebagai kaisar, mendapatkan kekuatan pengendalian air, sementara Nate yang juga mewarisi pewaris kerajaan Altaire dari pihak ibu mereka, mendapatkan kekuatan pemanggilan badai. Bukan hal yang wajar melihat Bella yang bukan merupakan pewaris takhta malah mendapatkan kekuatan pengendalian api seperti mendiang ayah mereka, hanya saja dengan skala yang lebih besar. Untuk menutupi persekutuannya dengan Sang Iblis, Bella mengatakan pada kedua kakaknya bahwa dia adalah utusan baru Sang Naga, nabinya yang baru yang akan membantu mereka mengalahkan Sang Iblis di Tanah Luas.

Haze dan Nate memercayai penjelasan ini. Kenapa? Bagaimana tidak? Bella adalah adik mereka, yang kelahirannya saja diiringi restu Sang Naga lewat panen musim semi yang berlimpah dan fajar yang terang. Terlebih lagi, api adalah kekuatan utama dari Sang Naga, dan api yang membakar Bella di arena justru menyucikannya, menghilangkan segala bekas luka apa pun yang dia terima dari Verza. Meyakinkan Juan jauh lebih mudah lagi, mengingat pria itu sudah lama jatuh cinta pada Bella. Pengakuan Bella sebagai nabi membuat Juan urung mengkonfrontasi Bella yang telah membunuh anak kecil di hadapannya waktu itu. Apa haknya, sebagai seorang budak, mempertanyakan tindakan sosok sesuci itu?

Setelah akhirnya memulihkan Farcapper, Bella mendapatkan kehidupan lamanya kembali; keluarga yang mencintainya, kemewahan dan pemujaan yang berhak diterima seorang putri sepertinya, serta pengaruh dan kekuasaan sebagai nabi baru. Bahkan, Bella memiliki apa yang tidak dia sangka-sangka: hubungan barunya yang penuh cinta dengan Juan, sang kesatria penyelamatnya.  Tentu saja, hubungan mereka tidak bisa dinikmati terang-terangan karena haram hukumnya darah keturunan raja bercampur dengan darah budak. Meski demikian, untuk sesaat, Bella terlena dengan kebahagiaan ini. Saat itu pula lah, ketakutan mulai merasuki hatinya. Dia sadar bahwa cepat atau lambat Sang Iblis akan memanfaatkan tubuhnya untuk menguasai Tanah Luas. Sejujurnya, Bella tidak peduli tuhan mana yang akan mengatur bumi tempatnya tinggal. Toh selama ini Tanah Luas tidak serta merta menjelma jadi surga ketika Sang Naga dipuja, dan pastinya tidak akan serta merta menjelma jadi neraka ketika Sang Iblis berkuasa. Meski demikian, tiga orang yang paling dia cintai dalam hidupnya saat ini adalah hamba Sang Naga yang paling penting dan paling taat. Kemarahannya pada Haze yang telah menyerahkan dia pada Verza dan kekecewaannya pada Nate yang telah gagal menyelamatkannya terlupakan di tengah kondisi damai ini. Oleh karena itu, Bella mengadakan melakukan kesepakatan lain dengan Sang Iblis, memaksanya berjanji agar Bella tidak perlu menyerahkan ketiganya dalam memenuhi perannya sebagai inang Sang Iblis. Sang Iblis menyanggupi, asal Bella menyerahkan tiga jiwa pengganti. Dengan status barunya sebagai nabi, Bella berhasil mendapatkan ketiga jiwa tersebut, dan mempersembahkannya pada Sang Iblis.

Sayangnya, kebahagiaan Bella ini tidak berlangsung lama. Sebagai nabi yang baru, Bella menyampaikan ajaran barunya yang tidak jarang bertentangan dengan ajaran lama Kitab Merah yang sudah ajek. Namun, Kitab Merah ditulis dalam bahasa Naga Kuno, sebuah bahasa rumit yang satu kata bisa memiliki banyak makna. Dengan kemampuan berbahasanya, Bella meyakinkan pengikut barunya lewat penafsiran baru Kitab Merah buatannya sendiri. Hal ini tentu saja banyak mengganggu tatanan sosial Farcapper yang sangat teokratik. Haze, sebagai kaisar yang sah, menjadi gelisah atas kekuasaan baru adiknya. Umat Merah mulai retak terbagi menjadi dua fraksi; pengikut Hazard sang kaisar, titisan Sang Naga di bumi dan pengikut Bellanore, sang nabi, utusan Sang Naga di bumi. Demi menjaga kestabilan rezimnya, Haze memutuskan untuk menikahkan Bella kepada bangsawan dari kerajaan di luar Farcapper. Haze beralasan pernikahan ini dilakukan untuk mencari sekutu baru melawan Verza—yang dia yakini sebagai titisan Sang Iblis. Saat itu, Elzevar mulai membangun aliansi dengan kerajaan-kerajaan lain yang telah ditinggalkan oleh Sang Naga. Kerajaan-kerajaan ini tidak lagi dipimpin oleh keturunan asli kesatria pertama Sang Naga, sehingga raja-raja mereka tidak memiliki kemampuan khusus seperti Haze atau Nate.

Bella tentu saja keberatan dengan perjodohan ini. Terlebih lagi, Juan-lah yang dikirim Haze untuk mencari calon suami yang tepat untuk Bella. Namun, demi memuluskan rencana mereka untuk menyerang telak Elzevar, Bella berpura-pura menurut. Ketika pengantin laki-lakinya akhirnya dikirim dan dinikahkan dengannya, Bella mengatur tipu daya dengan bantuan Sang Iblis untuk menunjukkan bahwa dia adalah Perawan Naga, sosok wanita terpilih yang tidak boleh dicampuri dan dijaga kesuciannya untuk Sang Naga semata. Rencana ini menyelamatkan Bella yang tidak ingin lagi mengalami malam pernikahan pertama dengan pria yang tidak dia cintai, sebagaimana yang dulu dia derita di bawah kekuasaan Verza. Meski kecewa dengan kenyataan ini, ‘suami’ baru Bella tidak bisa seenaknya membatalkan pernikahan mereka dan menarik aliansi yang telah dia berikan sepakati pada Haze. Dengan demikian, pasukan baru mereka bisa berderap menuju Elzevar sebagaimana yang telah mereka rencanakan.

Di perjalanan menuju Elzevar, pasukan Juan bergabung dengan pasukan utama Haze, sehingga Bella dan Juan bertemu kembali. Demi menghindarkan Juan dari patah hati, Haze memang mengirimnya pergi dengan pasukan sendiri agar Juan tidak perlu menyaksikan pernikahan Bella. Ketika bertemu, Haze dengan gembira mengabarkan penunjukan Bella sebagai Perawan Naga. Hal ini membuat Juan terkejut, karena Juan tahu pasti bahwa Bella sudah bukan ‘perawan’. Meskipun persenggamaan Bella dengan Verza tidak pernah berhasil karena Verza impoten (yang merupakan kutukannya), Bella dan Juan pernah melakukan hal tersebut. Juan akhirnya menemui Bella diam-diam di tendanya, untuk mencari tahu kebenaran berita tersebut. Kali ini Bella tidak bisa mengelak, tetapi dia bilang bahwa dia melakukan ini demi Juan. Sebelum Juan sempat memproses pengakuan Bella, Haze memergoki keduanya di tenda. Dari situ Haze sadar bahwa adiknya telah menipunya dan berbohong menggunakan nama tuhan mereka. Haze yang murka menjambak Bella dan menyeretnya keluar dari tenda serta melontarkan makian kepadanya. Bella awalnya memohon ampun dengan berurai air mata, tetapi akhirnya dia sadar Haze sudah tidak lagi menyayanginya. Saat itu dia sadar bahwa seumur hidupnya, dia selalu berada di bawah belas kasihan dan kendali orang lain. Pertama, di bawah ayahnya yang ternyata menjanjikannya pada Verza. Kedua, di bawah Verza yang menyiksanya tanpa ampun. Lalu kini, di bawah Haze, yang terus menyerahkannya pada pria-pria asing yang tidak Bella cintai. Bella tidak pernah mengharapkan takhta, dia tidak pernah menginginkan kekuatan, dia tidak pernah mendambakan kekuasaan. Namun, di titik itu dia tahu tanpa ketiganya dia hanyalah bola yang digulirkan dari satu penguasa ke penguasa lain. Dengan pemahaman tersebut, serta rasa sakit hati dan malu atas perlakuan kakaknya, Bella mengubah wujudnya menjadi naga dan lepas landas melarikan diri dari kemah tersebut.

Gesekan antara kedua fraksi Umat Merah akhirnya memuncak akibat insiden ini. Pengikut Bella yang tidak terima atas perlakuan Haze pada junjungan mereka memutuskan untuk memisahkan diri dari pasukan Haze. Haze sempat berusaha memerintahkan pengikutnya untuk menghalangi para pengikut Bella, tetapi gagal. Dipimpin oleh ‘suami’ Bella sendiri—yang telah diiming-imingi posisi terhormat oleh Bella sebagai pendampingnya—kelompok pendukung Bella menyusulnya, yang mereka yakini, menuju Elzevar. Haze tidak bisa secara langsung menghancurkan kelompok pasukan ini dengan kekuatan magisnya. Pantang bagi seorang Kesatria Naga menggunakan kekuatannya untuk membunuh sesama Umat Merah. Kekuatan Sang Naga diambil dari pemujaan yang dia dapatkan dari hamba-hambanya, sehingga membunuh sesama Umat Merah bisa melemahkan kekuatan Haze sendiri. Meski disesatkan oleh Bella, para pendukungnya masih memuja Sang Naga, sama seperti Haze. Haze sadar bahwa untuk menghentikan kegilaan ini, satu-satunya jalan yang perlu dia ambil adalah membunuh adik bungsunya tersebut.

Di tengah kericuhan tersebut, Juan telah lama menyelinap pergi untuk menyusul kekasihnya. Setelah berhari-hari berkuda, dia akhirnya menemukan Bella yang kelelahan dan telah kembali ke wujud manusianya. Namun, Bella yang ada di hadapannya telah berubah. Kutukan Sang Iblis mulai mengambil alih tubuhnya, menyebabkan transformasi wujud Bella dari naga kembali menjadi manusia tidak pernah benar-benar sempurna. Tubuh Bella mulai dipenuhi luka bakar yang kerap mengering menjadi sisik. Putri cantik yang membuat Juan jatuh cinta telah digantikan oleh sosok yang lebih mirip siluman dari pada manusia. Namun, alih-alih lari, Juan menghampirinya—yang membuat Bella terkejut. Juan membiarkan Bella menangis di pelukannya dan mengakui semua perbuatannya. Melihat penerimaan Juan, Bella mencoba peruntungannya dengan meminta Juan untuk pergi bersamanya. Alih-alih mengiyakan, Juan malah berlutut dan memohon Bella untuk kembali bersamanya dan mengemis ampunan pada Sang Naga juga Haze. Juan menjanjikan Bella kesetiaannya, cintanya, juga belas kasihan Sang Naga serta Haze. Mendengar ini, Bella hanya tertawa getir. Tahu apa budak seperti Juan mengenai belas kasihan tuhan dan kaisar? Bella tahu Juan tidak bisa memberikan cinta yang dia butuhkan; cinta yang membebaskannya dan membalaskan dendamnya. Jadi, Bella pergi meninggalkannya, menyongsong takdir barunya sebagai inang Sang Iblis.


Karya Gladia
Sebagai penugasan di kelas webinar intensif Teknik Menciptakan Karakter yang Kuat dalam Cerita Fiksi pada 25 Oktober 2024.

Editor : Vanessa Natalie Aritonang