Jangan Sampai Salah Pilih Narasumber Wawancara
Wawancara membantu penulis mengumpulkan bahan tulisan untuk merekonstruksi suatu peristiwa atau kejadian secara terpercaya, akurat, dan detail. Dalam wawancara ada dua orang yang terlibat, yaitu pewawancara dan orang yang diwawancarai atau biasa disebut narasumber.
Untuk dapat merekonstruksi suatu peristiwa, penulis pasti memerlukan bahan tulisan yang kredibel dan berkualitas tinggi. Bahan tulisan tersebut pasti didapat dari banyak sumber. Salah satunya narasumber. Penentuan narasumber untuk wawancara dipengaruhi oleh kualitas dan kredibilitasnya.
Di sini, penulis harus bisa mendapatkan informasi dari narasumber yang kredibel dan berkualitas. Tidak boleh asal memilih narasumber karena itu bisa berakibat fatal nantinya.
Ada urutan narasumber sesuai tingkatan kualitas dan kredibilitasnya untuk mendapatkan informasi yang valid dan berkualitas. Pastikan, kamu sebagai penulis memilih mulai tingkat pertama untuk dijadikan narasumber.
Berikut urutan narasumber berdasarkan tingkatan kualitas dan kredibilitasnya.
1. Pelaku
Pelaku merupakan aktor dalam sebuah peristiwa yang sangat penting. Dalam mewawancarai pelaku dalam sebuah peristiwa biasanya sangat sulit karena aksesnya terbatas dan tidak bebas. Jika penulis bisa mendapatkan keterangan narasumber, tulisan itu memiliki kredibilitas tinggi nantinya.
2. Korban
Korban sama pentingnya, seperti pelaku. Korban merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa. Selain mewawancarai pelaku, kamu juga harus mewawancarai korban. Ini karena seringkali pelaku dan korban memiliki sudut pandang yang berlawanan. Namun, wawancara korban harus memperhatikan kondisi korban juga.
3. Saksi mata
Saksi mata memiliki peranan penting dalam proses rekonstruksi kejadian. Seringkali, saksi mata memiliki informasi yang tidak dimiliki oleh korban.
4. Pihak berwenang
Para pihak berwenang masuk ke dalam kriteria narasumber penting. Memiliki kewenangan tertentu yang berhubungan dengan peristiwa/kejadian yang hendak ditulis. Mereka bisa memberikan informasi yang lebih lengkap, legal, dan menyeluruh karena memiliki akses kepada pelaku, korban, dan saksi mata.
5. Pengamat
Pengamat bisa juga menjadi narasumber, meski tidak terlalu penting. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman terkait suatu kejadian berdasarkan pola-pola umum dalam teori atau pengalaman terkait suatu kejadian berdasarkan pola-pola umum dalam teori/pengalaman di lapangan.
Kelima tingkatan narasumber ini harus diprioritaskan dari tingkat pertama. Syukur-syukur, kamu sebagai penulis bisa mendapatkan kelima-limanya. Namun, tidak mesti semuanya ada juga.
Selamat menulis!